Merdu sekali suaranya, hingar bingar
panggung politik hilang ditelannya
Hanya ada aku dan kamu
Kamu yang selalu menatapku, kadang
mengintip di balik awan
Kadang bersama menatap bulan
Bulanku dan bulanmu sama tak ada
bedanya
Hanya jarak yang memisahkan kita
Teringat kembali aku kepadamu
Teringat kembali momen itu
Satu tahun yang lalu, aku menapakkan
kakiku di puncakmu
Gugusan awan menemani perjalananku
Kicau burung nan indah merayuku
Teringat kembali aku kepadamu
Dan satu tahun sudah kau terbatuk,
tak boleh ada yang mengganggu
Ada yang berusaha nakal menggodamu, akibatnya
tersesat karena tak mau mematuhi aturanmu
Banyak yang bilang kamu batuk karena
terganggu dengan keributan politik negara ini
Bahkan sampai hari ini juga belum
reda, pemimpin baru belum bisa memenuhi ambisi masyarakat
Muak rasanya dengan negara ini, tapi
kamu sedang menghadapi ujian
Jadi tabahkanlah hatimu
Teringat kembali aku kepadamu
Saat itu aku percaya kekuatan mimpi
bisa mengubah segalanya
Iya, hanya karena mimpi aku bisa
bertahan menghadapi terjalnya batu
Tingginya bukit ku lalui, dinginnya
malam ku dekap
Pasir lembutmu memasuki lentik
jariku
Liat tanahmu terkadang merasuk ke
dalam tubuhku
Airmu membasahi peluhku
Embunmu membelai rambut dan tanganku
Teringat kembali aku kepadamu
Sesampainya di puncak ku ucap syukur
kepada Yang Kuasa
Terimakasih telah memberiku hidup
selama ini
Aku tak akan pernah berhenti untuk
bermimpi
Karena mimpi itulah yang akan
menguatkanku
Ingatanku masih tajam kepadamu, dan
aku akan selalu mengingatmu
Wahai malam, sampaikan salam rinduku
kepadamu
Sebuah catatan perjalanan bulan Maret 2014 menuju
puncak gn. Slamet.
0 komentar:
Posting Komentar