image1 image2 image3

WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|I LOVE TO DO CREATIVE THINGS|I'M A DREAMER

Debat


Berawal dari event yang ditag (ditandai) salah satu teman kampus di jejaring sosial. Awalnya saya hanya tertarik mengikuti ajang menulis saja, “Ada event nulis essay bulan ini mas, mau ikut nggak?” katanya. Dengan gembira saya menerima tawarannya, “Oke, DL kapan? Temanya apa?,” tanyaku.

“Tunggu info selanjutnya aja mas, nanti saya kabari lagi,” pungkasnya. Sampai tiba saatnya event itu berlangsung, penjaringan essay pun dimulai. Awalnya ragu, sampai mendekati tanggal DL pun saya belum membuat essaynya, bahan sudah terkumpul tapi, belum ada hasrat untuk menulis.

Namun, setelah itu teman saya berhasil memaksa untuk mengikuti ajang tersebut. Mau tidak mau saya harus mengikutinya. Dalam waktu satu malam saya rampungkan menulis essay. Keraguan saya tak berhenti sampai disitu, lomba itu mensyaratkan 3 orang partner. Karena akan ada sesi debat jika essaynya lolos menjadi sampai 8 besar katanya. Apa debat? Seketika bayangan saya tertuju pada salah seorang teman yang paling jago berdebat, dia pernah menjurai ajang debat tingkat fakultas. Segera saya hubungi via sms dan akhirnya dia menerimanya.

Tak terlalu banyak berharap karena membuat essaynya pun ngasal, alias semalam jadi -_- . Sampai tiba saatnya pengumuman finalis, dan ternyata tidak ada namaku dalam pengumuman itu. Sedih :(

Tapi tunggu dulu, ternyata setelah melihat dengan seksama nama yang muncul adalah 
salah satu anggota timku. Alhamdulillah, kami bahagia mendengar kabar itu.

Selang berapa hari dilakukan technical meeting guna penjabaran teknis pelaksaan debat. Dengan semangat saya mengikutinya sampai pada ajang sesungguhnya, yups DEBAT! Panitia hanya memberikan waktu sehari untuk mempersiapkan materi. Terbayang kan persiapan untuk debat hanya sehari dan itu tidak maksimal. Data yang kami peroleh belum mampu menopang argumen-argumen yang ingin kami sampaikan. Alhasil, hanya bisa pasrah. Semoga diberikan kemudahan, doaku saat itu.

Saat Hari-H

Melihat wajah setiap kontestan rasanya merinding,  apalagi kami mendapat kabar bahwa salah satu tim lawan kami merupakan debaters yang sudah mapan alias jam terbangnya tinggi. Sudah menjadi juri di berbagai ajang debat kata partner tim debat kami. Alamak, saya seumur-umur baru kali ini mengikuti ajang debat, semoga jangan sampai bertemu di babak penyisihan.

Dari hasil undian babak penyisihan mempertemukan tim kami dan mahasiswa angkatan 2014, yang juga mahasiswa fakultas pertanian. Setelah saya lihat ternyata junior saya (cabe) di LPM AGRICA. Seketika kami berpikir, pokoknya jangan sampai kita kalah dengan cabe, mau dibawa kemana muka kita kalau kalah. Berbekal gengsi tersebut kami bertanding habis-habisan di babak penyisihan dan akhirnya tim kami dinyatakan LOLOS dan melaju ke semi final. Senengnya :)

Tiba saatnya pengundian babak semifinal dan ternyata tim kami bertemu dengan tim yang paling ditakuti, yak bertemu dengan debaters mapan. Nyali sudah ciut duluan, saat moderator membacakan pertanyaan pun akhirnya tim kami tidak fokus, sehingga kalah cepat. Data yang kami dapatkan kontra dengan permasalahan yang diajukan moderator, seketika kami pusing tujuh keliling menyusun argumen. Tak ada bahan, semua argumen kacau tak berdasar data. Habislah saat itu juga. Kami pesimis untuk lanjut ke tahap final dan benar saja ketika pengumuman hasil pemenang yang melaju ke babak final nama tim kami tidak disebutkan, alias gugur. hikshiks

Walaupun tim kami kalah, tapi bangga rasanya bisa beradu argumen dengan debaters mapan. Selalu ada hikmah dibalik kekalahan, itulah prinsip dalam setiap kompetisi, apapun itu.

Dari situ saya tahu bagaimana caranya berdebat, bahwa di ajang debat pihak yang harus diyakinkan adalah juri, bukan lawan karena juri yang akan menilai seberapa kuat argumen yang kita ajukan. Dari ajang ini juga saya belajar bahwa kemampuan saya dalam mengungkapkan tiap fakta sangatlah minim. Penjabaran suatu pokok permasalahan menjadi sebuah pandangan atau argumen tidak semudah membalik tangan, dibutuhkan kebiasaan dan latihan. Itulah sekelumit cerita saat tentang pengalaman pertama saya dalam kompetisi debat.


Semoga dapat mengambil manfaat dari setiap jengkal ceritanya.

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar