image1 image2 image3

WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|I LOVE TO DO CREATIVE THINGS|I'M A DREAMER

Coretan di Kelas



Menjadi mahasiswa bagi sebagian anak SMA dipandang sebagai suatu keharusan, dan menurut pandangan masyarakat anak kuliahan sering dianggap keren. Karena hanya segelintir orang saja yang dapat menikmati indahnya masa kuliah. Kalau kata orang desa, hanya orang yang berduit dan pintar saja yang bisa menikmatinya. Ekspektasi masyarakat kepada mahasiswa sangat tinggi. Mereka mengira setelah lulus dari Perguruan Tinggi mahasiswa bakalan menjadi seorang ahli dibidangnya. Oh, tentu itu arahan sebenarnya. Tapi realita tak pernah benar-benar sesuai dengan teori.

Saya akan mencoba sedikit menggambarkan kondisi di ruang perkuliahan. Ruangan ini tak ubahnya kotak besar yang mengkungkung mahasiswa untuk menelan segala celotehan dan materi yang dipaparkan dosen. Apapun yang disampaikan dosen bak firman Tuhan yang selalu benar. Jarang sekali mahasiswa dapat menyanggah pemaparan materi dosen.

Beragam sekali motif mahasiswa untuk berangkat kuliah. Rata-rata mengatakan ingin belajar. Entah apapun yang didapat di ruang kuliah harapannya dapat berguna. Ada juga yang datang hanya formalitas mengisi absensi saja. Ketika dosen sedang menjelaskan materi, lebih banyak mahasiswa asyik dengan dunianya sendiri. Ada yang santai tidur karena kebanyakan kegiatan dan laporan mungkin. Ada yang asyik mengutak-atik gadgetnya. Ada yang kelihatan diam memperhatikan tapi selesai kuliah ditanya apa yang disampaikan dosen hanya bisa mengangkat bahu tanda tak tahu. Ada juga yang asyik mendiskusikan kegiatan sehari-hari mulai dari film korea (khusus area cewek). Well, itu semua pasti banyak yang merasakan termasuk saya pribadi.

Dugaan saya ini semua terjadi karena dosen yang menyampaikan materi tidak mengasyikkan, bersifat searah dalam memaparkan materi. Tidak semua dosen asyik diajak berdiskusi lho, sekalipun dosen itu dapat menjawab pertanyaan yang diajukan mahasiswa, itu tidaklah cukup, dosen juga harus berperan dalam stimulan sikap kritis mahasiswa. Tentu saya harus mengakui seorang dosen pastilah orang yang ahli dibidangnya. Bukan sembarang orang bisa menjadi dosen.

Saya pernah mendengar dari seorang senior di kampus mengatakan dosen itu tugasnya mudah, hanya menyampaikan materi tok, paham atau tidak paham itu urusan mahasiswa. Saya mencoba flashback ke masa lalu saat jaman SD. Guru saya dengan sangat tekun mengajari siswanya hingga semuanya paham. Tapi ini kenangan masa SD tidak dapat terulang lagi. Bukankah dosen lebih hebat dari seorang guru SD pikirku. Mungkin dosen mengatakan jadi mahasiswa ya harus mandiri, belajar sendiri, tidak perlu repot-repot dosen menjelaskan semua materi. Kalau begitu saya bertanya siapakah yang lebih hebat, dosen atau guru SD?

Hakikat belajar kepada seorang guru adalah mentransfer ilmu, manakala ilmu yang dimiliki tersampaikan dengan baik maka tugas seorang guru selesai sudah. Ketika proses transfer ilmu itu gagal maka dengan segala kerendahan hati saya meyampaikan tugas Anda sebagai seorang pengajar belum paripurna.

Di Pojok Bangku Ruang B.2.05a
Purwokerto

Share this:

CONVERSATION

2 komentar:

  1. guru SD bicara pedagogi, dosen menjalani peran andragogi, bahwa ada perbedaan karakteristik dalam mendidik anak kecil dan orang dewasa. Meski sebenarnya dosen mengharuskan adanya komunikasi dua arah, justru yang menjadi kebosanan mahasiswa saat ini adalah peran dosen (mayoritas, tidak mengeneralisir) yang justru lebih condong pedagogi, sepertinya mahasiswa masih dianggapnya kecil, belum tau apa-apa.

    BalasHapus
  2. okee, makasih buat komennya mas Adit.
    Yang saya tekankan disini yaitu sejauh mana peran dosen benar2 mengetahui bahwa mahasiswanya memehami suatu materi, masalah cara mendidik dan penyampaian materi saya kira dosen harus lebih kreatif dan inovatif. Udah zaman digital. hehehe

    BalasHapus