Revi.us |
Kemaren (5/5) saya mendapatkan kesempatan untuk berbincang dengan salah satu finalis Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) 5. Berawal dari jarkoman Adit teman saya di kampus, akhirnya saya menunggu di sekre untuk berguru kepada Mas Wira (@Wiranagara). Saya mulai mengenal mas Wira sejak menjadi ketua panitia acara Diesnatalis Imakaba Purwokerto, sejak saat itu pandangan saya tentang mas Wira tak asing. Satu fakultas, kocak, lucu, penuh karya dan menginspirasi. Mulai dari blog, twitter sampai hasil lukisannya tak asing bagi saya. Menurutku sosok Mas Wira adalah orang yang out of the box, ada aja idenya.
Saya diajak bernostalgia dengan pengalamannya menjajaki industri
media, memulai sesuatu harus dengan passion
dan saya termasuk orang yang tidak memperdulikan akan hal itu, karena bagi
saya biarkan hidup mengalir. Target harus ada, tapi sejauh ini bayangan saya
tentang passion masih buram. Setetes bayangan tinta pun belum ada.
Passion itu tentang sebuah kebiasaan yang menjadi candu,
tanpa memperdulikan dampaknya. Saya belum sampai pada tataran itu, masih
sebatas suka saja, seperti ini menuliskan pengalaman hidup, perjalanan dll. Satu
hal yang saya ingat dari kata passion “Tidak bisa dibangun dalam 1 hari”. Bahkan
Rene Suhardono (@ReneCC) sang maestro passion mengatakan untuk menemukan
passionnya dia harus melewatin beberapa tahun terlebih dahulu. Tidak bisa
tetiba ditanyain tentang passion langsung bisa tahu. Ibarat anak tangga,
passion itu berada di tahap paling atas. Puncak dari segala puncak tentang
jatidiri itu di passion, kamu bisa menghabiskan waktumu demi sebuah passion. Rela
meninggalkan dan mengorbankan apapun demi passion. Orang yang berani mengatakan
suatu passion pasti bisa membuktikannya. Dan berani bangkit lagi ketika
terjatuh itu baru namanya passion. Jadi tidak mudah menemukan passion.
Selanjutnya @Wiranagara menceritakan tentang karya,
bagaimana hidup menggantungkan dari karya. Ada dua hal yang masih saya ingat,
kamu harus terus mempersiapkan diri kamu, selalu mengupdate kemampuan. Dan ketika
ada kesempatan maka masuklah meskipun itu sempit, karena pada titik itu segala
hal bisa menjadi tidak diprediksi. Contohnya @Wiranagara, dia sudah jauh-jauh
hari membangun image bahwa dia tipikal orang yang melankolis, tiap karyanya
selalu dibumbui patah hati dan hal-hal yang berbau cinta. Sadar atau tidak
orang mengenal @Wiranagara dari sana, dan ketika ia diberi kesempatan lolos
menjadi finalis SUCI 5 seketika melejit nama itu. Personal brandingnya sudah
kuat banget, tidak ada yang meragukan @Wiranagara tentang patah hati dan cinta.
Semua energi itu seketika terserap, semua mata tertuju pada hal itu, tapi
dibalik semua itu membangunnya sangat berat, butuh waktu panjang dan kontinue.
Sekian kuliah kehidupan dari @Wiranagara. InsyaAllah saya akan kembali membahas
tentang @Wiranagara lagi.
0 komentar:
Posting Komentar