image1 image2 image3

WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|I LOVE TO DO CREATIVE THINGS|I'M A DREAMER

Tawa di Sore Hari

Foto ini diambil dari pantai Sanur (2/11/2015), Bali.

Sore yang indah. Langit yang cerah. Orang-orang hendak pulang ke rumahnya setelah seharian berjibaku dengan setumpuk pekerjaan kecuali seorang lelaki tua yang duduk di kursi pinggiran sungai. Didekatnya terdapat sebatang pohon beringin yang melindunginya dari terik matahari. Wajahnya menghadap rentetan gedung pencakar langit. Bersama gemericik aliran sungai lelaki itu tertawa dengan sangat bahagia.

"Hahahaha, " tawanya kencang dan mengalir begitu saja bagaikan aliran sungai didepannya. Beberapa rombongan buruh yang melewatinya tampak keheranan melihat polahnya. Salah seorang buruh tiba-tiba mengeluarkan handphonenya kemudian langsung merekam tingkah lelaki itu.

“Apa yang kamu lakukan?” tanya seorang temannya.

“Ini moment langka, mana ada orang gila sebahagia itu.” Jawabnya.

“Hahahaha. ” Lelaki tua tadi beranjak dan mendekati buruh yang merekam tingkahnya. Tepat didepan kamera perekamnya ia kembali tertawa kencang. Lalu ia kembali ke tempatnya semula dan masih tertawa.

Tawanya sampai terdengar oleh dua orang yang sedang menikmati segelas teh hangat diatas gedung lantai 10 di seberang sungai. Di balik jendela restoran mereka bertanya-tanya, apa yang sedang dia lakukan.

"Mungkin jiwanya sedang terganggu," sambil menunjuk ke arah pak tua.

"Kata orang sekitar sini, ia selalu datang tepat pukul 4 sore. Ia selalu datang dan duduk di kursi sambil tertawa lepas, tak ada seorangpun yang tahu apa maksudnya. Biasanya dia melakukan kebiasaannya sampai senja menyingsing di ufuk barat," lanjutnya.

Terkadang orang yang lewat didepannya ikut tertawa juga. Tak tahu apa yang mereka pikirkan. Apakah mereka sama gilanya dengan lelaki tua itu? Tapi beberapa orang mengakui setelah tertawa bersama lelaki itu batinnya tenang. Himpitan masalah dunia sejenak hanyut bersama derasnya air sungai.

Setelah lelaki itu puas dengan polahnya dia membuka tas warna hijau yang selalu melekat di badannya. Dia langsung mengeluarkan sebuah kertas dan bolpoin. Ditulisnya beberapa kalimat yang berbunyi.

“Tengoklah ke bawah sana, ribuan sampah tergeletak tak berdaya, sementara aku disini tertawa lepas. Kesedihan, kegalauan, kepedihan masa lalu bisa sirna jika kita mau tertawa. Bukan tertawa biasa tapi tertawa lepas. Melepaskan segala masalah yang ada, sejenak melupakan masalah tentu tidak ada salahnya, toh semua manusia berhak bahagia dengan caranya masing-masing.”

Kertas tadi dibuat membentuk sebuah kapal kemudian ia mendekat ke bibir sungai dan mengalirkannya ke sungai. Ia tak tahu kemana kapal itu berlabuh. Ia berharap masalahnya bisa sirna ditelan aliran sungai. Segera setelah itu ia langsung beranjak meninggalkan senja dan kembali menyusuri jalanan kota menuju rumahnya.

# Hanya sebuah goresan di sore hari.

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar