image1 image2 image3

WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|I LOVE TO DO CREATIVE THINGS|I'M A DREAMER

Sekilas tentang Subak

Trekkng di area Subak Jatiluwih, Tabanan, Bali.
Kata Subak begitu asing di telingaku sekitar tiga tahun yang lalu, tepatnya saat menjadi maba. Ceilah mengenang masa muda. Tak banyak yang aku ketahui tentang Subak, hanya seliweran omongan dari dosen saja, mungkin sejenis bendungan kali ya Subak itu? Pikirku. atau bisa jadi Subak itu sebuah aliran irigasi yang sudah tertata rapi sejak dulu dan menjadi situs keramat just like Borobudur, Prambanan. Karena yang aku tahu waktu itu cuman Subak itu irigasi terbaik di Indonesia bahkan di dunia yang hanya ada di bali. Omegat keren banget ternyata Indonesia. Udah itu aja, titik. nggak ada pengertian lebih tentang Subak.
Setahun berlalu, tibalah saatnya aku menjadi mahasiswa tingkat 2, dan masih sama dengan sebelumnya, nggak tahu tentang Subak. Pernah di himpunanku mengadakan study tour ke Bali dan mengunjungi daerah Subak tapi aku tidak bisa mengikutinya karena terbentur urusan akademik, biasa mahasiswa badung, yang lain uda liburan masih ngurusin dosen aja. Hampa rasanya tahu ada sesuatu yang keren di luar sana tentang pertanian tapi hanya bisa menerawang saja. Ibaratnya nih liat Cut Meyriska lagi syuting film, dan aku fans beratnya. Tapi ndak seberat kak exel sih. Peace kak exel, wanita yang butuh kepastian. Hahaha.
Nah, kebayang nggak kalian di posisiku. Pasti nggak kebayang ya, hiks.
Aku di seberang pulau berimajinasi cuma bisa ketemu dia dan begitu ketemu langsung cipika cipiki, tsaahh. Kan senang banget ketemu langsung pujaan hatinya. Andaikan beneran. Mana Cut Meyriska, bawa kesini sekarang juga! Hehe
Lanjut gan, ini tahun ketiga, aku semakin penasaran dengan Subak. Mulailah aku membaca tentang macam-macam irigasi di bidang pertanian. Salah satunya tentang Subak, dari situ sudah mulai tergambar bahwa Subak bukanlah seperti Cut Meyriska, loh. Fokus syar!
Iya, Subak bukan sejenis candi atau bangunan permanen, Subak itu sebuah organisasi adat. Dimana terdapat pekaseh, kelian tempek, paruman dan istilah bahasa Bali yang bikin pusing kepala. Males mikirin Subak akhirnya aku mulai mengalihkan perhatianku ke sistem lain yang lebih mudah dipahamin istilahnya. Ada sistem irigasi di Jawa yang kurang terorganisir, sistem irigasi tetes, sistem irigasi efisien dan macam-macam jenisnya. Tapi masih heran, kenapa Subak istimewa? Bahkan dikatakan terbaik di dunia, apa yang membuat itu semua. Perasaan sawah di Bali sama saja dengan sawah di Jawa, nggak ada beda. Dan sampai mahasiswa tingkat tiga aku gagal menemukan gambaran utug tentang Subak. Hiks syedih, hayati lelah bang digituin sama Subak.
Emang dasar rejeki anak soleh ada aja jalannya bagi orang yang mau berusaha. Seperti yang saya ceritakan pada tulisan SHOCK, itulah awal mulanya aku mendapatkan gambaran lebih logis tentang Subak. Kenapa Subak bisa tetap bertahan. Sejauh yang ku kagumi, Subak memang luar biasa, orang yang menjaga sistem ini sampai berabad-abad memang layak diacungi jempol. Tri Hita Karana yang menjadi landasan utama Subak lah penyebabnya. Saat pertanian di daerah lain terkena musibah gagal panen, Subak tetap bertahan. Bahkan pandanganku lebih terbuka dg cara pengendalian hama yang diterapakan Subak. Mulia sekali Subak dalam memanusiakan alam dan lingkungannya. Hubungan sosial kegotongroyongan yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia masih terpatri dalam setiap anggota Subak. Baru kali ini kulihat betapa gotong royong sangat nyata dampaknya terhadap masyarakat.
Beberapa hari yang lalu aku tahu kalau upacara dengan mengambil embun di pura ulun danu kalau ditinjau dari aspek ilmiah sangat relevan sekali. Mengambil embun kemudian diteteskan ke sawah sebelum ditanam bukan hanya sebatas ritual semata, jika dilihat dari segi ilmiah, embun merupakan cairan yang bercampur dengan eksudat daun yang ada pada daerah filosfer. filosfer merupakan daerah permukaan daun. Disitu mengandung banyak sekali unsur hara yang bisa dimanfaatkan oleh tanaman agar cepat tumbuh dan aman terhadap infeksi penyakit tnaman. Itu baru satu ritual saja lho. Waow keren sekali Subak.
Belum lagi upacara yang beragam dengan aneka macam sesajen yang diserahkan ke bumi. Itu bisa menjadi pupuk jika ditinjau dari segi lingkungan. Dari segi sosial, ekonomi, budya saya kira temen2 sudah tahu itu. Ayo kita generasi Subak mulai berbagi dengan pemuda lain agar mereka tahu dan mengetahui tentang Subak lebih jauh. Tujuannya sama kayak bu Wiwik, dengan semakin banyak orang tahu maka semakin besar pula orang akan meraasa memiliki dan ke depan Subak tetap lestari.

Salam Generasi Subak!


Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar