UGM dari dulu
sampai sekarang terkenal akan kebesaran dan prestasinya, siapa yang tak kenal dengan
Universitas dengan julukan kampus biru ini. Dengan kebesaran namanya tak pelak
membuat ribuan mahasiswa dari berbagai daerah rela berjuang memperebutkan satu
kursi untuk menjadi mahasiswa disana. Tak terkecuali saya, dulu saya pernah menjadi
salah satu pejuang kursi untuk bergabung dalam keluarga besar UGM. Namun,
takdir membawa saya ke tempat lain. Saya ditakdirkan menjadi mahasiswa di kampus
yang menyandang gelar Jenderal. Saat ini saya menempuh studi di Universitas
Jenderal Soedirman (UNSOED).
Menjadi salah
satu bagian dari Keluarga Besar UNSOED bukan berarti ingatanku lepas dari
kampus biru tersebut. Banyak pengajar (dosen) di UNSOED utamanya di Fakultas
Pertanian merupakan jebolan dari kampus biru. Berbagai cerita tentang kemegahan
dan kedisiplinan di kampus biru selalu mereka ceritakan. Mulai dari kebiasaan
mahasiswa begitu masuk kelas sampai bagaimana keadaan perpustakaan yang ada di
kampus biru. Semuanya serentak mengatakan bahwa disana tidak ada sedikitpun
mahasiswa yang gaduh atau mengobrol sendiri ketika berada di ruang tersebut.
Namun,
hal lain terjadi ketika saya diberi kesempatan untuk menyambangi kampus biru
tersebut, dalam acara Workshop “Kompas Saba Kampus”, Kamis, Dua belas desember
2013. Saya berangkat dari Purwokerto sejak rabu sore dan sampai di Jogja rabu
malam, sekitar 4,5 jam perjalanan dari Purwokerto menuju Yogyakarta. Saya
menginap dirumah teman saya didaerah Pogung Lor. Dia adalah teman seperjuangan
SMA yang berhasil merebut kursi UGM. Cerita segar tentang UGM mengalir deras
dari mulut dia, Kebiasaan mahasiswanya. Ketika di ruang kelas sama saja,
sembari menunggu dosen mereka berbincang seru tentang pengalamannya.
Pasca acara Kompas
Saba Kampus, ditengah guyuran manis gerimis saya berkesempatan untuk berkeliling
sekitar area UGM, tepatnya di Gelanggang Mahasiswa, tempat yang menjadi pusat
kegiatan mahasiswa UGM. Berbagai mahasiswa berkumpul disana, sekilas hal itu menjadi
pemandangan yang menarik.
Selanjutnya aku
beranjak dari Gedung University Club UGM menuju ke Perpustakaan Pusat UGM.
Tempat inilah yang paling membuat aku penasaran. Pernah suatu hari dosen
bercerita, dahulu sebelum ada koneksi internet kalau mau mengerjakan tugas
kuliah, mahasiswa UNSOED rela menempuh perjalanan jauh ke Perpustakaan ini demi
mendapatkan buku atau materi yang telah ditugaskan sebagai acuan pustaka.
Kondisi tenang tampak jelas ketika memasuki perpustakaan ini. Segelintir
mahasiswa lalu-lalang dengan santai sambil berbincang seru entah apa yang mereka
bincangkan yang jelas kondisi perpustakaan senyap dan semua orang disana fokus.
Itulah sedikit
pengalaman saya di UGM.
0 komentar:
Posting Komentar