image1 image2 image3

WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|I LOVE TO DO CREATIVE THINGS|I'M A DREAMER

Aset Suatu Bangsa (Resensi Novel Bunda Lisa)


Judul Buku      : Bunda Lisa
Penulis             : Jombang Santani Khairen
Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit    : Februari 2014
Tebal Buku      : 268 Hlm

Ketika nilai menjadi gambaran suatu kecerdasan anak-anak? Ketika pendidikan menjadi suatu hal yang mustahil untuk digapai oleh golongan terpinggirkan. Murid-murid yang diajarkan dengan cara yang kaku, satu arah, mendoktrin dan bukan mengembangkan. Ketika masa bermain masa kanak-kanak direnggut oleh segudang aktivitas akademik.

Maka jadilah generasi muda yang suka dengan hiburan, suka main-main. Masa bermain yang seharusnya ia dapatkan sewaktu ia kecil. Sewaktu ia menempuh pendidikan dasar. Sehingga ketika dewasa tidak akan ada istilah anak membolos karena pergi bermain bersama teman-temannya.

Pola asuh yang tidak sesuai pada masa kanak-kanak membuat orangtua tidak mengetahui bakat terpendamnya. Setiap anak dilahirkan dengan potensi bakat yang berbeda. Kemampuan membaca potensi bakat inilah yang seharusnya dimiliki oleh guru-guru TK dan orangtua. Karena pada masa inilah anak-anak sedang dalam puncak perkembangannya.

Kenyataan saat ini mengatakan “Orang miskin dilarang bermimpi”. Dan “Untuk menjadi pandai itu dibutuhkan biaya yang mahal”.

Namun demikian hal ini tidak berlaku di semua penjuru di Indonesia. Di pojokan Bekasi terdapat sekolah yang dikelola oleh Bunda Lisa. Bunda Lisa ialah  sosok yang menginspirasi kita untuk membuat perubahan lingkungan yang terpinggirkan. Anak-anak miskin yang awalnya minder berubah menjadi anak-anak pemberani dan siap memimpin bangsa.

Gambaran pendidikan Indonesia yang kaku, satu arah, mendoktrin dan bukan mengembangkan, menggeneralisasi semua anak tidak akan dijumpai di TK Kutilang. Di tangan Bunda Lisa semua paradigma itu berubah. Di TK Kutilang, anak-anak belajar dengan cara bermain.  Anak-anak dianggap sebagai sahabat, diajak bermimpi setinggi langit. Sistem penilaian dengan angka tidak akan dijumpai disini. Guru-guru memberikan nilai dengan deskriptif. Setiap pencapaian anak selalu di apresiasi.

Bersama suaminya, Bunda Lisa memeluk mimpi anak-anak miskin di pojokan Bekasi. Agar anak-anak ini berani bermimpi, agar mereka kenal banyak cita-cita.(Hlm 75).

Tidak berhenti disitu saja. Bunda Lisa membuat akses kesehatan gratis dengan mendirikan posyandu. Mencerdaskan masyarakat dengan rumah baca yang dikelola bersama suaminya. Sosoknya yang kuat dan tegar layak diteladani oleh pendidik di Indonesia.

“Bunda Lisa” adalah  novel yang tepat dibaca untuk mengubah paradigma pendidikan Indonesia. Penilaian terhadap murid tidak seharusnya menjadikan mental peserta didik jatuh. Tugas para guru adalah memupuk jiwa mereka agar menjadi jiwa-jiwa yang kaya. Kaya akan nilai-nilai kehidupan. Kalau mental mereka sudah dikayakan, maka insya Allah mereka mampu menuju kemapanan, suatu saat.

Penulis, Jombang Santani Khairen berhasil menghadirkan liku-liku kehidupan yang sarat akan makna. Sekolah bagi anak-anak semasa TK merupakan tempat belajar sekaligus bermain. Tempat menanamkan nilai-nilai kehidupan. Tempat menggali potensi dan bakat yang terpendam dari seorang anak.

Saya harus mengapresiasi penulis yang susah payah berpura-pura menjadi mahasiswa yang sedang melakukan penelitian, demi mengahadirkan kekayaan pribadi Bunda Lisa. Proses belajar masa kanak-kanak harusnya diisi dengan bermain dan guru berperan sebagai agen yang bisa menjadi seorang pendidik dan sahabat bagi murid. Program “Parenting” yang diadakan TK Kutilang pun layak diterapkan oleh TK yang lainnya. Karena dapat menyelaraskan  program yang diadakan sekolah dan orangtua. Peran orangtua sangat vital dalam mendukung pendidikan anak. Jika orangtua tidak selaras dengan program sekolah yang terjadi adalah penguapan materi yang sudah ditanamkan di sekolah.

Dan pada akhirnya kita dapat mengambil hikmah: bahwa anak-anak adalah aset emas suatu bangsa, jika tidak diajarkan dengan benar maka masa depan bangsalah yang dipertaruhkan. Bahwa sekolah itu bisa murah dan berkualitas. Bermimpilah setinggi langit selagi mimpi itu gratis.


Salut dengan karya Jombang Santanai Khairen

Pengagum Bunda Lisa,
Mahasiswa Agroteknologi UNSOED Purwokerto.

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar