Senja di pantai selalu menawarkan cerita yang tak
pernah habis untuk dikenang. Kebahagiaan, kesedihan, persahabatan, kisah cinta
dll. Kisah ini bisa terangkai dengan apik di otak manusia ketika matahari tak
bertampuk mulai tenggelam di ufuk barat. Cahaya keemasannya kadang membuat
semua orang terpukau.
Lebih-lebih jika menikmatinya berpasangan dengan lawan
jenis tentu atmosfir romantis sangat kental terasa, tapi saya tidak akan
menuliskan tentang keindahan alam di pantai ini. Saya hanya manusia ceroboh
yang kebetulan bersua dengan pantai yang sangat eksotis. Termasuk turisnya yang
rela buka-bukaan #eh
Kali ini manusia ceroboh bisa berkumpul kembali. Dengan
suasana yang sangat kontras ketika kita pertama kali menasbihkan sebagai
manusia ceroboh. Saat peluncuran perdana nama manusia ceroboh kami berada di
tempat yang sangat dingin, bahasa alaynya sih dingin menusuk tulang. Padahal,
dingin kan bukan jarum hehehe #salahfokus. Waktu itu puncak gunung Sindoro
menjadi saksi lahirnya manusia ceroboh.
Pasir putih yang menyala dan terik matahari senja pantai Pangandaran menjadi saksi kecerobohan kita selanjutnya. Seakan tak pernah sadar oleh pengalaman, manusia ceroboh yang pertama ini kembali berulah. Katanya sih ngaku jadi fotografer handal. Tapi entah kenapa setiap kali mas Bejo memegang kamera, yang asyik bergaya bukan model yang dipotret tapi fotografernya. Yang dipotret aja santai doang, eh yang motret rela nungging-nungging. Maaf ya mas Bejo kalau saya menjuluki Anda sebagai model fotografer :p. Tak berhenti disitu mas Bejo juga melakukan kesalahan yang tidak perlu. Alih-alih main-main di karang eh malah karangnya ditendangin. Yasudah kakinya jadi berdarah-darah gitu deh. Dalam batin aku berkata “Ternyata kakimu tak sekuat terumbu karang jo, tapi aku percaya hatimu sekuat air yang dapat mengikis batu karang kok”.#Eaaa
Lanjut lagi ke manusia ceroboh kedua. Masih ingat
kan namanya? Kalau sudah lupa saya bantu mengingatkan lagi. Namanya mas Fatur
eh salah mas Fatchur, harus pake “ch” ya. Ulahnya tak kalah dengan mas Bejo. Mas
Fatchur dengan gagah berani menantang monyet ekor panjang yang ada di sekitar
cagar alam. Dengan roti buayanya ia mencoba menggoda monyet, saat monyetnya
ngerespon. Eh malah mas fatchur lari terbirit-birit ke air dan langsung melemparkan
rotinya. Takut diajak makan bareng kali ya. Kembali dalam hati aku berkata “ya
ampun kasian amat sih tur kayak nggak ada cewek buat digodain aja. Di pantai
banyak cewek nganggur keles hahaha”. #pisss
Okee boss! |
Manusia ceroboh ketiga alias mas Aji berulah
kembali. Sudah tahu praktikum memakai jas almamater tapi tak membawa kemeja. Walaupun
kemeja sebenarnya hanya formalitas saja. Tapi tetap saja penampilannya wagu, idealnya ketika orang memakai jas
almamater suatu universitas pastilah baju dalamnya berkerah. Tapi tidak apa-apa
masih dimaklumin tingkat kecerobohannya. Salut buat ketua geng ceroboh yang
bertingkahlaku kurang ceroboh. Anda patut dilestarikan mas Aji hahaha.
Nah, manusia ceroboh yang terakhir adalah aku. Saya
kira semua sudah mengenalnya, jadi tidak perlu utnuk perkenalan. Tingkah cerobohnya
kali ini agak fatal tapi nggak boleh dipublikasikan karena ini sangat rahasia,
mas Aji dan mas Fatchur jangan cerita macem-macem ya ke teman-teman perihal
adegan setelah mandi hahaha. Jadi saya akan menceritakan kecerobohan saya yang
lain saja. Saat itu sudah sore sekali, selesai bermain-main di cagar alam kami
segera menuju tempat peristirahatan (bus). Badan serasa lengket akhirnya kami
memutuskan untuk mandi di WC umum sekitar tempat pariwisata. Yang namanya mandi
tentunya membawa peralatan mandi ya. Tapi engak buat saya, berhubung orangnya
simpel alhasil saya hanya membawa sikat gigi dan odol saja. Saya lupa kalau
semua pakaian saya basah kuyup dan kotor. Selesai mandi bingung karena nggak
bawa pakaian ganti. Begitulah ceritanya. Saya rasa tidak perlu melanjutkannya.
Ada sedikit tambahan buat mas Bejo, selamat ya
akhirnya bisa menikmati sunset bareng nyonya inisial M. Beruntung banget lah
sakitnya diobatin langsung sama nyonya. Mungkin resep obatnya ada cintanya
lhoo. Semoga lekas sembuh kakinya biar bisa setegar batu karang. #Eaa.
Semoga manusia ceroboh dapat bernostalgia kembali, jalan-jalan lagi.
Salam Ceroboh!
Pangandaran, 3 Mei 2014
0 komentar:
Posting Komentar