image1 image2 image3

WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|I LOVE TO DO CREATIVE THINGS|I'M A DREAMER

Wisuda



Moment paling sakral dan bersejarah dalam hidup. Setelah 4 tahun lamanya mengenyam bangku kuliah kini tiba saatnya hari bahagia itu datang. Sedari pagi aku menyiapkan wajah. Agar terlihat anggun di depan pak Rektor, ya walaupun cuma sehari tak apalah. Sebelumnya tak pernah ada niat berdandan, berangkat kuliah belum mandi pun sering aku lakukan. Semua itu karena tugas yang menumpuk dan harus selesai pada hari itu. Tapi, sekarang aku tidak mau seperti itu lagi. Di belakang namaku sudah resmi menyandang gelar SARJANA.


Menarik sekali ketika awal memasuki dunia kampus, Siapa yang tak pernah ikut OSPEK? Melihat kakak angkatan memakai baju hitam dengan muka seram. Rasanya ingin segera ku makan 4 tahun dan ku kenakan toga agar berakhir semua penderitaan saat itu. 3 hari yang panjang penuh dengan tugas, lelah, capek. Harus repot berangkat ke kampus jam 5 pagi pula, sesampainya langsung di marah-marahin karena telat 1 menit. Pria berbaju hitam di depanku dengan lantang berkata “Petani saja berangkat ke sawah pagi hari tidak pernah mengeluh, kalian disuruh berangkat jam lima telat” teriaknya.

Hari berjalan tanpa kenal lelah, penderitaan OSPEK telah berlalu berganti dengan kegiatan akademik, berproses di organisasi manjadi calon anggota sudah  ku lewati. Kini aku menyandang sebagai pengurus membuat hari-hariku tersita. Tiba saatnya tahun kedua aku berproses di kampus, tak terasa mahasiswa baru datang. Dan aku andil dalam kepanitiaan OSPEK, melihat wajah tak berdosa yang masih polos mengingatkanku pada masa itu, “Mungkin dulu aku seperti itu, polos dan hanya bermodal semangat” kataku.
Aku duduk di atas meja, kembali mengenakan baju kerah putih dan celana hitam layaknya mahasiswa baru sedang OSPEK. Di hadapan dosen pembimbing akademik dan mahasiswa aku harus memaparkan dan mempertanggungjawabkan hasil penelitianku selama satu tahun. Untung saja waktu itu ikut organisasi dan sudah terbiasa menghadapi banyak orang, memimpin rapat dan lain-lain sehingga tak ada rasa canggung sedikitpun. Dengan lancar dan bangga aku memaparkan hasil penelitian. Semua mata tercengang tak percaya melihat hasi penelitianku. Decak kagum dan sambutan dengan berdiri seraya mengangkat tangan dan mengacugkan jempol ke arahku menjadi hal paling mengesankan.

Seminar berlalu, aku berjalan meniti hari bergelut dengan waktu dan tiba pada saat pendadaran, hari paling menegangkan. Degup jantungku semakin tak terbendung ketika memasuki ruangan dengan 4 kursi di depan dan aku harus sendiri menghadapi tiga orang dengan mata tajamnya. “Kursinya panas banget” kataku.
Beberapa temanku menunggu di depan, mereka takut kalau aku pingsan di ruangan. Jam berlalu bertubi-tubi pertanyaan memukulku, beberapa pukulan telak mengenai otakku sampai aku tak mampu mengingat jawabannya. “Abis mandi bu?” kata temanku melihat sekujur tubuhku dipenuhi dengan keringat. Akhirnya memori di kampus selesai, tinggal menunggu hari bahagi, ya! Wisuda.

Terbayang betapa bahagianya mengenakan toga dan berdiri di depan orangtuaku membawa setampuk ijazah. Sebuah moment memperbaharui semangat, tantangan kehidupan meningkat satu level. Mengabdi kepada masyarakat menjadi sebuah keniscayaan bagi seorang sarjana, mengamalkan dan berbagi ilmu yang telah di dapat selama kuliah. Sembari duduk di kursi depan sekre aku melamun, seorang  temanku dari belakang mengagetkanku dengan menepuk pundakku dan berkata.

“Rif, bangun udah jam setengah 8” teriak teman kosku. Dengan lagak santai aku menjawab, “Masih jaman kuliah?” kataku santai. Aku lupa bahwa saat ini aku sedang menempuh semester 5. Mengerjakan tugas semalaman membuat tidurku pulas.


Dengan lembut aku berbisik, “Ternyata hanya mimpi” lirihku.

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar