Yusran darmawan, aku tak ingat kapan mulai gemar membaca
blog pria asal Buton tersebut. Sejak dua tahun silam aku keranjingan dengan
blog www.timur-angin.com. Yang masih
ingat dalam benakku adalah ketika aku bingung hendak mencurahkan ide dalam
pikiran ke dalam tulisan pasti aku sempatkan mampir di blognya.
Yusran merupakan salah satu penulis yang aktif menuangkan
idenya lewat blog, Ia sering menjuarai beberapa ajang menulis dengan gaya
tulisannya. Sedikit bercerita tentang perjumpaan awal saya dengan blog www.timur-angin.com , saya iseng hendak
mencari di google bagaimana trik menulis penagalamn hidup yang baik. Dengan keyword
“blog cerita pengalaan pribadi” muncul beberapa opsi. Setelah lama membaca semua
karya-karya penulisnya, aku pun jatuh hati dengan gaya tulisan Yusran.
Lewat tangan dinginnya ia berhasil merubah mindset aku
tentang menulis. Ide seringan apapun jika mau digali lebih dalam pasti akan
menghasilkan sebuah tulisan. Hal yang seremeh apapun bisa kau ubah menjadi
sebuah imajinasi menulis. Sekian lama membaca blog Yusran, saya semakin enjoy
dalam menulis. Biarkan tulisanmu bercerita, tak perlu ribet dengan aturan tata
tulis. Tak usah kau pikirkan tentang persepsi orang tentang tulisanmu.
Salah satu hal yang saya bisa pelajari dari tulisan Yusran
yaitu Ia menceritakan suatu pengalaman perjalanan dalam tulisan yang ringan. Saya
sering mencoba cara ini, dan akhirnya bisa dilihat betapa mudah sekali. Kalau penasaran
silahkan buka beberapa catatan saya, sebagian besar tulisannya terinspirasi
gaya tulisan Yusran. Tak perlu berbelit-belit dengan kata yang bermakna
konotasi, susah dipahami dan harus mengerutkan kening agar paham inti
ceritanya. Menulis itu ibarat mengalirkan daun pada aliran air yang deras. Biarkan
tulisanmu mengalir, tak perlu cemas akan tersangkut di batu atau batang pohon
yang tumbang, karena sekalipun tersangkut pasti akan ada cerita lanjutannya.
Pertama kali menulis ibarat mendorong sebuah truk yang
sangat besar, susah sekali mendobrak nalar untuk melahirkan rangkaian
kata-kata. Membentuk satu ide menjadi beberapa paragraf menjadi tantangan
awalnya, apalagi jika harus dituntut agar tulisan kita runut. Ah, rasanya
menulis kegiatan yang membosankan. Setelah membaca beberapa trik dan tips
menulis Yusran, saya semakin mantap untuk berbagi pengalaman saya dalam bentuk
tulisan. Seperti karya ini, setelah membaca karangan Yusran tentang sehari
bersama Dewi “Dee” Lestari rasanya jemariku tak sabar menari, bergoyang. Selamat
menulis
Benar-benar serupa dengan gaya tulisan mas Yusran.
BalasHapus