image1 image2 image3

WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|I LOVE TO DO CREATIVE THINGS|I'M A DREAMER

Filosofi Bertanam


Sembari menunggu rapat (Red:Jam karet), akhirnya saya iseng menulis tentang filosofi bertanam. Sebagai calon sarjana pertanian tidak afdhol rasanya jika tidak pernah merasakan getir pahitnya menanam tanaman pangan. Diawali dengan pengolahan tanah yang membutuhkan tenaga yang besar, seringkali pada fase inilah orang akan berpikir capek sekali rasanya jadi petani.  Hal itu wajar karena dimanapun dan apapun pekerjaannya pasti selalu diawali dengan langkah awal yang berat. Tapi apa jadinya jika langkah awal ini tidak dilewati? Tentu proses tidak akan berhasil dan tidak menghasilkan produk.

Selanjutnya yaitu menyeleksi benih yang akan ditanam, proses ini membutuhkan kejelian yang tinggi, kalau benih yang dipilih tidak baik tentu hasilnya pun tidak baik. Seberapa hebat pengolahan tanahnya tetapi jika benihnya jelek pasti hasilnya tidak sempurna. Proses terciptanya manusia pun tak lepas dari seleksi benih, jutaan sel sperma diseleksi hanya menjadi satu saja. Sedari awal kita dilahirkan dengan sudah menjadi bibit unggul. Alam telah menseleksi jutaan calon bayi hanya menjadi satu saja. Bukan suatu kebetulan saja, ini merupakan suatu pertanda bahwa Tuhan menjadikan setiap insan manusia yang dilahirkan sebagai orang terbaik pilihannya. Benih yang baik jika bertemu dengan lingkungan yang baik maka akan menghasilkan buah yang baik.

Setelah benih ditanam muncul berbagai ujian, ketika mulai tumbuh kecil tanaman sangat rentan dimakan oleh hama. Setelah tanaman mulai menghasilkan buah akan muncul hama yang lebih ganas lagi. Semua itu harus disikapi dengan bijak, tidak semua hama merugikan petani, ada kalanya kita harus berbagi dengan makhluk hidup yang lain. Selagi tidak merugikan maka biarkanlah tak perlu disemprot pestisida secara berlebihan. Pun dengan hidup kita, akan banyak ujian, kritik dan cacian dari lingkungan sekitar, ada saja orang yang tidak terima dengan jalan hidup oranglain. Itu hal manusiawi, sebagai benih unggul sudah seharusnya menyikapi hal tersebut dengan bijak tidak lantas tersulut emosi.

Bahkan ketika tanaman sudah mulai berbuah juga rentan dengan serangan hama, petani harus menjaga agar produksinya tetap optimal.

Jika kita mau merenungi, setiap tahapan atau proses yang kita lewati akan membuat kita lebih kuat. Orang yang maunya instan pasti lemah, tidak mau berkorban, tidak punya kepribadian yang kuat, daya juangnya rendah. Jangan harap bisa menghasilkan produksi padi yang berlimpah jika merawatnya saja tidak mau. Masih ingat cerita Thomas Alfa Edison yang berulang kali gagal dalam penelitiannya hanya untuk menghasilkan satu bohlam lampu. Mereka berusaha keras untuk menghasilkan sesuatu yang berguna dan bermanfaat. Atau tidak perlu jauh-jauh deh, ingat bagaimana perjuangan Bung Karnoe, Bung Hatta, Bung Sjahrir, Pangsar Soedirman dalam meraih kemerdekaan dan sederet pahlawan yang tidak tertulis di buku sejarah. Bahkan produk mie instan pun tidak serta merta terjadi dalam satu malam, kita hanya melihat hasil akhir yang manis saja.

Intinya bahwa proses sangat menentukan hasil akhir, ketika seseorang menganggap proses hanya prosesi yang membosankan maka bisa dilihat hasil akhirnya.

Selamat Sore Selamat Berproses!

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar