image1 image2 image3

WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|I LOVE TO DO CREATIVE THINGS|I'M A DREAMER

Kisah dibalik Badai


Empat belas januari 2014. Sore hari kami baru tiba di Telaga Cebong, telaga yang menjadi awal pendakian ke puncak desa tertinggi di Jawa. Setibanya disana rombongan kami langsung disambut oleh badai, angin kencang dan hujan lebat menerjang tubuh kami. Seorang penjaga warung mengingatkan agar tidak mendirikan tenda di puncak, lebih baik di sekitar telaga saja, karena diatas cuacanya ekstrim. Sebelumnya kami juga sudah diingatkan Maman agar tidak ngecamp di puncak, suhu diatas terlalu ekstrim.

Sesaat kami mengalami kepanikan. Apakah akan mendirikan tenda atau menetap di homestay. Setelah berembug akhirnya kami sepakat untuk tetap mendirikan tenda. Saat itu juga kami langsung mencari tempat yang agak nyaman untuk mendirikan tenda. Kami menelusuri pinggiran telaga, sampai diujung ternyata tak kami temukan tempat yang tepat. Akhirnya kami mengikuti saran dari penjaga warung agar mendirikan tenda disekitar pohon dekat perahu. Saya sendiri agak ragu apakah hendak mendirikan tenda sekarang atau nanti menunggu badai agak reda. Saya, Rangga dan Rizki memutuskan untuk beristirat di warung. namun Bekti tiba-tiba memanggil Rangga agar segera menuju ke pinggir telaga untuk mendirikan tenda.

“Mas nanti sajalah, nunggu hujannya agak reda, dingin banget ini,” kataku.

“Nggak ah,aku nggak enak sama mereka” jawab Rangga.

Setelah itu Rangga bablas menerjang derasnya air hujan dan menghampiri kawan-kawan di pinggir telaga. Saya dan Rizki masih tetap di warung, agak bingung memutuskan untuk tetap di warung atau membantu kawan-kawan.

“Gimana nih mas, mau kesana (pinggir telaga) atau disini saja” kataku dengan badan menggigil.

“Gimana ya, nggak enak juga sih, tapi dingin banget, anginnya kenceng lagi” jawabnya

Di satu sisi badai masih menerjang hebat disisi lain kami tidak enak karena yang lai bekerja kami hanya menunggu saja, seperti mandor. Badan ini sudah nggak kuat rasanya buat menahan rasa dingin. Jas hujan plastik yang mulai robek, baju dan tas basah semakin membuat nyaliku ciut untuk melangkahkan kaki. Sejak dari rumah mb DJ saya memutuskan hanya mengenakan celana pendek dan kaus oblong. Pakaian itu sengaja saya gunakan agar sesampainya disana (Sikunir) pakaianku masih kering. Dan benar saja pakaianku masih kering tetapi kondisi badan sudah lemah.

Dengan kondisi yang karut marut itu batinku bergejolak. Antar iya dan tidak untuk menerjang badai. Ketimbang memikirkan diri sendiri lebih baik membantu oranglain. Pikirku saat itu, tanpa banyak tanya, akhirnya kami berdua memutuskan untuk bergabung. Akan jauh lebih baik jika kita bekerja bersama, kebersamaan membuat semangat kerja. Kebersamaan juga membawa kesan berharga bahwa bersama kita bisa mengalahkan badai. Bisa jadi lagu “Badai Pasti Berlalu” ciptaan almarhum Chrisye tepat menggambarkaan kondisi saat itu.

Sesampainya di pinggir tenda kami langsung sigap membantu mereka. Beberapa menit kemudian semua tenda sudah berdiri dengan kokohnya. Selanjutnya kami bisa beristirahat sembari menunggu makan dan minum penghangat badan. Ah, alangkah bahagianya bisa mendirikan tenda walaupun kondisi yang bisa dibilang hampir tidak memungkinkan. Tapi dengan semangat kebersamaan semua bisa terlewati. Dibalik badai pasti ada kebahagiaan, kebahagiaan saat itu adalah bisa mendirikan tenda ditengah kondisi badai.

Dari kejadian itu saya menemukan kebahagiaan. Saya menyadari bahwa hidup di alam semesta ini tidak sendirian. Saya juga menyadari bahwa alam telah mengajarkan saya untuk mengahadapi cobaan hidup. Masih banyak teman yang siap membantu walaupun dalam keadaan susah.  Seringkali saya menemukan pelajaran berharga dari setiap jengkal kehidupan yang telah terlewati. Yang dibutuhkan hanya keteguhan hati dan positif thingking dalam memaknai setiap kejadian. Hidup tidak akan berarti jika kita tidak melakukan hal-hal berguna dan tidak berani berkorban. Seburuk apapun keadaan jika kita tidak berani melangkah untuk menerjang maka disitu pula kita berada, tak akan pernah ada peningkatan yang berarti (Stagnan). Dibalik badai pasti ada kebahagiaan.

Terimakasih kawan-kawan Agrica, kalian keren banget.
Salam dari Telaga Cebong, Desa Sikunir, Dieng, Jawa tengah.

Share this:

CONVERSATION

4 komentar:

  1. out of the box nih arah ceritanya

    BalasHapus
  2. bagusss...
    tetap menulis ya rif..
    kamu harus banyak baca juga, biar kamu gampang menemukan "tulisanku adalah syarif"

    BalasHapus
  3. salut sama syarif yang mencoba mengajak kawan2 yg tidak bisa ikut untuk tau sedikit banyak perjalanan di Sikunir.
    kurang banyak nih tapinya.. :D.
    lamanya perjalanan, kesan di puncak.. hehe

    BalasHapus
  4. adit : mencoba dari sudut pandang yang berbeda
    lpps: pasti, terus belajar dan semngat belajar
    bekti: iya mas, emang sengaja aku pilih bagian awalnya doang. yang di menuju puncak lagi proses menulis

    BalasHapus