image1 image2 image3

WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|I LOVE TO DO CREATIVE THINGS|I'M A DREAMER

Petani Urban, Why Not?

Pada tahun 2014 jumlah penduduk negara ini mencapai 250 juta jiwa, dan luas sawahnya hanya 8 juta hektar dengan rata-rata produktivitasnya 5,2 ton/hektar. Pesatnya pertumbuhan penduduk Indonesia yang tidak diimbangi dengan peningkatan luas sawah dikhawatirkan akan menjadi bumerang bagi ketahanan pangan Indonesia. Jika dibandingkan dengan Thailand negara Indonesia sangat jauh tertinggal, negara Thailand memiliki luas sawah 10 juta hektar dengan jumlah penduduk 65 juta jiwa.

Selain itu, urbanisasi semakin tahun semakin meningkat. Pada tahun 2013 dilaporkan jumlah penduduk kota dan desa nyaris berimbang, 50,15 persen penduduk Indonesia berada di desa dan 49,85 persen di kota. Jika tren ini berlanjut, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional memperkirakan pada tahun 2050 sebanyak 85 persen penduduk Indonesia akan tinggal di kota. Padahal total luas wilayah kota hanya sekitar 3,5 persen dari luas wilayah Indonesia. Jika tidak ditahan, pada 100 tahun kemerdekaan Indonesia, 3,5 persen luas wilayah itu harus menampung 86 persen penduduk. Dampak nyata dari urbanisasi ini adalah alih fungsi lahan yang semakin menekan produksi padi. Jika alih fungsi lahan tak bisa ditahan maka jaringan irigasi akan putus.

Indonesia seperti cerminan dunia, dalam beberapa tahun ke depan jumlah penduduk dunia akan terus meningkat hingga mencapai 9,6 miliar jiwa pada tahun 2050. Bahkan PBB memprediksi pada tahun 2100 penduduk dunia dapat mencapai 11 miliar jiwa. Artinya akan semakin banyak mulut yang harus diberi makan. Lebih dari separuh penduduknya berpindah ke kota. Jakarta, shanghai, new york, tokyo semakin padat. Hari ini, lebih dari setengah penduduk dunia tinggal di perkotaan. Peningkatan jumlah penduduk memaksa manusia mencari tanah untuk tempat tinggal mengubah desa menjadi kota, membangun rumah. Lama kelamaan lahan sawah menghilang, penduduk bumi akan kelaparan, bagimana mungkin manusia dapat bertahan hidup dengan perut kosong? Naif sekali jika kita tidak memikirkan untuk masa depan cucu-cucu kita. Agaknya itu yang mendorong saya menuliskan ide untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi beras.

Lantas bagaimana memanfaatkan permasalahan ini? Ada sedikit catatan saya untuk menyumbang ide untuk memenuhi peningkatan kebutuhan pangan.

Keluarga petani urban
Dahulu pemerintah Inggris mewajibkan setiap orang menanam padi untuk menjamin kecukupan pangan saat keadaan darurat. Konsep ini dapat di inovasikan pada zaman sekarang dengan program keluarga petani urban. Tingginya angka perpindahan penduduk ke kota dapat dimanfaatkan untuk mendorong kemandirian pangan warga kota. Meskipun wilayahnya sempit, peran perkotaan sebagai basis pertanian dapat dioptimalkan.
Sumber: mariahardayanto.blogdetik.com
Program keluarga petani urban melibatkan keluarga sebagai subyeknya, program ini dapat dilakukan dengan memanfatkan atap gedung, atap rumah, halaman rumah dan memanfaatkan dinding rumah. Teknisnya sederhana dan jauh dari kata kotor, dengan memanfaatkan barang bekas seperti botol, pot dari kaleng mineral atau kaleng cat sebagai tempat media tanam, kemudian diisi dengan media tanam yang telah diberi pupuk organik dengan perawatan sederhana setiap ibu rumah tangga dapat melakukannya. Hanya saja diperlukan pelatihan kepada keluarga sebelum disosialisasikan. Upaya ini setidaknya dapat mengurangi ketergantungan warga kota terhadap produk pangan.

Sekian

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar