image1 image2 image3

WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|I LOVE TO DO CREATIVE THINGS|I'M A DREAMER

Bahagiakah Kamu?


Ketika kita masih anak-anak selalu diajarkan untuk menaruh mimpi setinggi-tingginya. Beranjak menuju remaja kita mulai terlena dengan pergaulan. Emosi mulai tumbuh, lantas dunia menjadi sangat indah karena kita bisa dengan mudah meluapkan segalanya. Kita bisa dengan mudah menghamburkan uang meski uang tersebut hasil jerih payah orangtua. Jargon, “Masa kecil bahagia, muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga,” menjadi angan-angan bagi setiap anak muda kala itu. Saat itu belum ada beban yang melekat, karena sebagian kehidupan kita masih disokong oleh orangtua.


Beranjak dewasa, ketika masa putih abu-abu selesai, kita dihadapkan pada banyak pilihan dan tantangan. Lantas, mulai menyadari kenyataan meskipun belum sepenuhnya. Beban kehidupan mulai terasa dan menyadari bahwa kita harus mampu berdiri dengan kaki kita sendiri. Berharap bisa menjalani kehidupan tanpa membebani oranglain. Melepas sokongan dari orangtua. Ada yang mengadu nasib dengan membuka usaha, beasiswa kuliah ataupun bekerja di suatu perusahaan. Kita berharap agar bisa menjalani kehidupan dengan bahagia. Perlahan kita mulai menyadari bahwa usia semakin menua, menyadari bahwa sudah bukan remaja lagi. Semua itu berlalu begitu saja.

Setelah kita mampu secara finansial lantas mulai menjalani proses pencarian jati diri. Mulailah proses memberikan penghargaan atas jerih payah selama ini. Melakukan hal yang membuat kita bisa merasakan kepuasan entah itu dengan travelling, berbagi dengan komunitas sosial, mengejar daftar capaian lainnya, mencari jodoh dan sebagainya. Usaha yang sudah kita jalani mulai terlihat hasil. Namun, keinginan tetap belum sepenuhnya tercapai. Kita akan terus melaju sampai semua apa yang kita inginkan tergapai. Pada tahap inilah kita seringkali menyadari dan melihat sudah sejauh apa kita melangkah.

Naluri manusia memang tak ada batasnya, ia selalu ingin mencapai level yang terhebat. Ukuran kehebatan setiap orang tentu berbeda-beda. Begitulah dunia berjalan, terus maju dan meninggalkan orang-orang yang tak punya cita-cita. Mengejar setiap keinginan dengan berbagai usaha. Tak jarang lupa waktu dan kesehatan.

Tapi pernahkah kamu sejenak merenung, sekedar mengevaluasi apa yang sudah dijalankan selama ini. Me reset nilai-nilai kebajikan apa yang ingin ditinggalkan. Jejak sejarah apa yang ingin kita peroleh selama ini. Kontribusi apa yang sudah kita lakukan kepada sekitar? Apakah hanya berpuas dengan diri sendiri. Ataukah hanya menjalani hidup tanpa makna.
Pernahkah sejenak bersyukur dan turun ke jalanan hanya untuk melihat betapa beruntungnya kita. Melihat bahwa masih banyak orang yang tertatih-tatih menggapai keinginannya. Banyak orang usia lanjut yang masih begitu saja. Mungkin kita akan ragu, dan bertanya dengan kondisi mereka yang tak muda lagi bisakah menggapai keinginan masa mudanya. Tapi kita luput akan satu hal, bahwa bisa jadi mereka bahagia dengan kehidupan yang sedang dijalani.

Lalu, tanyakan pada dirimu, bahagiakah kamu dengan pencapaian sejauh ini? Bahagiakah kamu dengan kerja keras selama ini? Atau semua ini hanya berlalu begitu saja.

Aku berharap suatu hari nanti di masa tua, kita bisa bercerita kisah kebahagiaan selama menjalani kehidupan. Bukan hal lain melainkan bahagia. Ya bahagia. Tidak ada yang lebih berharga kecuali bahagia.

Jakarta, 22 April 2018

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar