Siapa yang tak pernah merasakan makanan khas Indonesia yang
satu ini? Namanya sate, tusuknya kadang diselimuti daging ayam, kambing,
kerbau, babi dll. Dibalik kelezatannya tersimpan filosofi perjalanan hidup.
Pernahkah anda berpikir bagaimana rasanya memakan daging
mentah? Tentu terbayang, gigi anda akan rontok bagaikan daun kering. Tidak ada
orang yang mau menikmati daging mentah, hanya mendatangkan mudharat saja. Mari kita
tengok sejenak proses pembuatan sate.
Awalnya dimulai dari pemotongan hewan yang dagingnya akan
dikonsumsi. Setelah itu daging tersebut harus melewati tahapan pemotongan
menjadi daging kecil-kecil agar mudah dibungkus. Sampai disini manusia tetap
tidak ada yang mau memakannya. Rasanya belum enak, masih keras. Selanjutnya
daging tersebut dibakar menggunakan bara yang panas. Untuk menjadi sate yang matang
hanya dibutuhkan waktu 5 menit, pada tahap pembakaran ini tidak selalu mulus
dan lancar, ada masa terbakar, bertahan dalam panas bahkan ada yang gosong. Kemudian
dibumbui dengan aneka macam rempah. Setelah matang maka dengan segera sate
disantap dan habis, mungkin tidak lebih dari lima menit. Proses pembuatan yang
begitu panjang mulai dari pemotongan hewan hingga sate matang membutuhkan waktu
yang lama, tapi dalam sekejap langsung dinikmati.
Itulah analogi orang yang ingin meraih cita-citanya. Mana ada
orang yang mau menggunakan orang yang masih mentah? Belum punya pengalaman
selama hidupnya, mudah menyerah, sedikit-sedikit dibawa ke perasaan, dan sifat
pesimistis lainnya.
Orang sukses tidak terbentuk dengan cara-cara instan, ia
melewai fase-fase tidak dihargai, dicaci, dihina layaknya daging sate yang bertahan
dalam panas. Orang yang mampu bertahan dalam kondisi seperti itu dan keluar
dengan baik, itulah orang-orang yang hebat. Setelah melampaui berbagai rintangan,
baru orang tersebut dapat berguna bagi oranglain, dielu-elukan oranglain.
Bayangkan seorang juara olimpiade semenjak kecil sudah
berlatih, tetapi nasibnya hanya ditentukan pada saat ia bertanding, mungkin
hanya lima menit saja. Tapi lima menit itulah yang akan menentukan
perjuangannya selama ini. Apakah ia akan menjadi juara atau sebagai pecundang
yang menyianyiakan hidupnya untuk berlatih tapi tidak membawa hasil. Maka dari
itu selagi masih ada waktu untuk memperbaiki diri, segeralah berubah,
singkirkan rasa malas. Awali hari dengan senyuman, ingat selalu mimpi-mimpimu,
raihlah dengan penuh semangat karena kesuksesanmu diawali dari proses yang kamu
lalui.
0 komentar:
Posting Komentar